Resume Jurnal



Menyongsong Masa Depan dengan Kurikulum Merdeka di Pendidikan SD

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan di Indonesia mengalami transformasi yang signifikan dengan diperkenalkannya Kurikulum Merdeka. Terobosan ini, yang menggantikan kurikulum sebelumnya, bertujuan untuk memberikan keleluasaan lebih besar kepada para guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, termasuk di jenjang Sekolah Dasar (SD). Melalui narasi ini, kita akan melihat bagaimana Kurikulum Merdeka dapat membentuk masa depan pendidikan di tingkat SD dan apa manfaatnya bagi para peserta didik.




PENUGASAN AFTER PPKMB

                        

                                    Resume Artikel

 

          Nama                                : Nabila Octavia Ramadhanie

         NIM                                   : 24010644088

 

      

ARTIKEL

 

 1. Judul 

Analysis of the Impact of the Merdeka Curriculum Policy on Stakeholders at Primary School

 

2. Penulis

 

Helda Kusuma Wardani

Faculty of Education Sciences, Yogyakarta State University, Indonesia

Sujarwo Sujarwo

Faculty of Education Sciences, Yogyakarta State University, Indonesia

Yeni Rakhmawati

Faculty of Education Sciences, Yogyakarta State University, Indonesia

Pramudya Cahyandaru

Faculty of Education Sciences, Yogyakarta State University, Indonesia

3. Teori Utama

a.       Implementasi

 Nevenglosky menyatakan bahwa “implementasi” adalah kata yang dapat diartikan sebagai penerapan atau pelaksanaan suatu rencana untuk mewujudkan tujuan yang dirumuskan. Apabila kurikulum ingin memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat saat ini dalam mengubah dunia, maka kurikulum harus dilaksanakan sesegera mungkin setelah dikembangkan. Keterlambatan penerapan kurikulum baru akan mengakibatkan hilangnya momentum untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Hal ini dapat terjadi karena pelaksana kurikulum menguraikan rencana tersebut menjadi tindakan atau instruksi yang diberikan guru. Dengan kata lain, kecepatan penguasaan guru terhadap kurikulum baru atau yang disebut dengan perubahan pola pikir sangatlah penting.

 

b.      Hasil Evaluasi Kurikulum 2013

     Penerapan kurikulum merdeka tidak lepas dari berbagai hasil evaluasi penerapan kurikulum 2013. Evaluasi penerapan Kurikulum 2013 meliputi infrastruktur yang belum memadai kegiatan pembelajaran belum mengarah pada literasi dan numerasi, guru masih kesulitan dengan sistem penilaian, materi pembelajaran terlalu padat, dan gaya belajar siswa belum terakomodasi secara maksimal. Hasil evaluasi ini menjadi salah satu acuan pelaksanaan kurikulum yang sebelumnya dijadikan dasar penyempurnaan pada kurikulum merdeka. Uji coba kurikulum merdeka ini merupakan evaluasi formatif yang data kuantitatif dan kualitatifnya digunakan untuk memperbaiki, khususnya atribut-atribut inovasi, yaitu kompatibilitas, observabilitas, trialabilitas, kompleksitas, dan keunggulan relatif.

4. Metode Penelitian

Desain penelitian kualitatif “diskusi naratif” adalah bagian tertulis dari penelitian kualitatif di mana penulis merangkum, secara rinci, temuan analisis data. Adapun beberapa variabel data yang di fokuskan pada penelitian jurnal ini yaitu  meliputi, (1) perubahan Kurikulum Merdeka 2022 untuk sekolah dasar, (2) atribut inovasi yang dipenuhi dalam rancangan kurikulum Merdeka 2022 untuk sekolah dasar, dan (3) dampak kurikulum Merdeka 2022 terhadap pemangku kepentingan.

Analisis kebijakan menggunakan banyak metode penelitian yang berbeda dan diambil dari berbagai disiplin ilmu untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menilai suatu masalah dan berpikir jernih tentang cara-cara alternatif untuk menyelesaikannya.  Informasi yang sama juga menjadi dasar perdebatan dan pertimbangan publik mengenai tindakan apa yang harus diambil dalam penciptaan, penilaian kritis, dan komunikasi pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka untuk mengkaji kajian mendalam Kurikulum Merdeka yang dipublikasikan di jurnal. Artikel yang digunakan bersumber dari Google Scholar dan ERIC (Education Resources Information Center) yang mempunyai faktor impact tinggi.

5. Hasil Penelitian

Analisis kebijakan kurikulum 2022 untuk sekolah dasar akan difokuskan pada tiga topik utama: (1) perubahan yang ada pada kurikulum 2022 untuk sekolah dasar; (2) kelengkapan atribut inovasi Kurikulum Merdeka 2022 untuk sekolah dasar; dan (3) dampak Kurikulum Merdeka 2022 SD terhadap pemangku kepentingan.

 

a.       Perubahan yang ada pada Kurikulum Merdeka:

 

 Ada temuan menarik terkait berbagai perubahan kurikulum merdeka. Perubahan terjadi pada struktur dan implementasi Kurikulum Merdeka. Lebih rincinya, mencakup perubahan fokus pada materi esensial agar siswa memiliki waktu lebih banyak untuk mempelajari kompetensi dasar, seperti literasi dan numerasi.

Guru lebih leluasa dalam membedakan pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa. Adapun sistem pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan softskill dan karakter siswa sesuai profil siswa Pancasila. Prototipe kurikulum ini mengulangi pembagian kompetensi pada awal kurikulum SD 2013 yaitu, pembagian yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan yang menjadi ciri khas siswa sekolah dasar sebagai berikut: (1) Tahap A untuk kelas I & II, ( 2) Tahap B untuk kelas III & IV, dan (3) Tahap C untuk kelas V & VI. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara konsepsi prototipe kurikulum dengan kurikulum di sekolah dasar tahun 2013. Penerapan Kurikulum 2022 mereka bersifat tentatif dan akan dilaksanakan evaluasi pada tahun 2024. Kurikulum 2013 berbasis mata pelajaran dan tematik 2006 dapat menata muatan pembelajaran. Kurikulum SD 2022 juga memberikan kesempatan kepada satuan akademik untuk memilih mata pelajaran matematika atau mata pelajaran atau kombinasi keduanya.

 

b.      Kelengkapan Atribut Inovasi Kurikulum Merdeka 2022 untuk Sekolah Dasar:

 

Hasil kedua mempunyai temuan penting pada atribut kurikulum Merdeka. Tujuan kurikulum mandiri selanjutnya adalah mengembangkan potensi peserta didik. Kurikulum ini dibuat sederhana dan fleksibel sehingga pembelajaran akan lebih mendalam. Selain itu, Kurikulum Merdeka juga berfokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi siswa secara bertahap Dengan adanya kurikulum Merdeka diharapkan dapat mengembangkan kompetensi siswa. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri, dimana kurikulum ini lebih menekankan pada kebebasan peserta didik.  Kurikulum ini juga memudahkan guru dalam memberikan pembelajaran kepada siswa.

 

 Keuntungan relatif yang diberikan Kurikulum Merdeka 2022 untuk sekolah dasar adalah keleluasaan sekolah merumuskan hasil pembelajaran yang disesuaikan dengan konteks lingkungan dan siswa. Dengan kemudahan tersebut, para pemangku kepentingan dapat lebih saling bekerjasama untuk mewujudkan standar kompetensi lulusan (SKL). Keunggulan relatif ini mencakup penggunaan kurikulum Merdeka untuk membuat profil kegiatan kokurikuler bagi siswa Pancasila. Kompleksitas inovasi Kurikulum Merdeka 2022 untuk SD terbilang minimal karena banyak dilakukan penyederhanaan pada Kurikulum Merdeka 2022. Penyederhanaan isi pembelajaran dengan memilih konten esensial saja, perangkat pembelajaran sebagai contoh, dan kemudahan guru dalam menyesuaikan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini menandakan bahwa segala sesuatunya sederhana dalam inovasi Kurikulum Merdeka SD 2022.

 

c.       Dampak Kurikulum Merdeka 2022 SD terhadap Pemangku Kepentingan.

 

Temuan studi ketiga bertumpu pada dampak kurikulum independen terhadap analisis kebijakan pendidikan saat ini. Kurikulum membawa perubahan besar. Oleh karena itu, pengambil kebijakan dan praktisi harus mempersiapkan diri. Kebijakan kurikulum Merdeka 2022 untuk sekolah dasar berdampak pada seluruh pemangku kepentingan yaitu kepala sekolah, guru, siswa, komite sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar sekolah. Dampak yang dirasakan kepala sekolah adalah meningkatkan koordinasi dengan guru dan komite sekolah untuk menerapkan kurikulum Merdeka. Pemantauan dan evaluasi secara rutin melalui berbagai cara harus dilakukan untuk menjamin terselenggaranya pembelajaran berbasis kebutuhan siswa. Dampak inovasi Kurikulum Mandiri 2022 terhadap kepala sekolah antara lain semakin intensifnya kolaborasi ketiga pusat pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan intra kurikuler berdasarkan diferensiasi siswa dan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan proyek untuk memperkuat profil pelajar Pancasila.

 

Guru paling terkena dampak penerapan Kurikulum Merdeka 2022 di sekolah dasar, mengingat guru sebagai perancang, pelaksana, dan penilai pembelajaran mandiri yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan belajar siswa. Dengan demikian, pengaruh inovasi Kurikulum Merdeka terhadap guru meliputi desain, implementasi, dan penilaian: pembelajaran diferensiasi, pembelajaran personal, pembelajaran dengan perangkat mobile, dan proyek penguatan profil siswa Pancasila. Konsekuensinya, guru harus meningkatkan teknologi, pedagogi, dan pengetahuan konten untuk melakukan inovasi kurikulum Merdeka dalam pembelajaran intra kurikuler dan Proyek Penguatan Profil Siswa Pancasila. Komite sekolah dan orang tua mengawasi siswa sekolah dasar ketika berada di luar sekolah, tentunya dibantu oleh masyarakat sekitar sekolah. Tiga pusat pendidikan ini harus berkolaborasi untuk mengoptimalkan hasil yang diinginkan dalam inovasi Kurikulum Merdeka, khususnya proyek penguatan profil siswa Pancasila.

6. Implikasi Pedagogis

Pernyataan dari Mrunalini Talla bahwa “perubahan kurikulum adalah fenomena umum dalam sistem pendidikan mana pun”. Umumnya, anggota yang terlibat dalam proses kurikulum sangat ambisius dalam membawa perubahan, yang mungkin sulit untuk diterapkan, atau mereka mungkin berada di luar kelompok sasaran. Penting untuk mengingat kelompok sasaran yang dirancang Kurikulum Merdeka, sesuai dengan temuan penelitian, berfokus pada literasi dan numerasi pendekatan saintifik harus menjadi perhatian seiring dilakukannya perubahan, pengembangan, dan implementasi kurikulum, dan juga kolaborasi.

 

 Namun hal yang paling perlu diperhatikan adalah dibutuhkannya kepemimpinan rekan guru demi keberhasilan kurikulum Merdeka 2022 di sekolah dasar.  Kolaborasi tersebut akan lebih mudah dilakukan dan efektif dengan kepemimpinan guru sejawat. Kepala sekolah dan guru harus memerlukan sistem adaptasi dan ketahanan terhadap dinamika karena mereka adalah sosok yang berhadapan langsung dengan subjek yaitu siswa.  Penyederhanaan yang ada pada kurikulum sekolah dasar 2022 merupakan sebuah keniscayaan yang akan menjadi kenyataan jika tidak ada guru yang masih memikirkan untuk tetap berada dalam zona nyamannya. 

 

Penyederhanaan tidak berarti mengurangi kualitas pendidikan sekolah dasar yang diinginkan, hal tersebut semakin terangkat karena yang utama adalah meningkatnya profiling siswa Pancasila sejak dini. Generasi emas 2045 dirancang menjadi manusia yang dibekali kemampuan memanfaatkan teknologi digital serta memiliki etika dan moral yang luhur. Kurzweil (2005) meramalkan terjadinya “singularitas teknologi” pada tahun 2045, yaitu masa ketika kecerdasan super merancang generasi mesin berpikir yang semakin kuat.  Hal ini dapat terjadi dengan cepat dan dapat berlanjut hingga kemampuan kognitif generasi atau agen tersebut melampaui kemampuan kognitif manusia di Bumi. Dengan demikian, penguatan pendidikan karakter (PPK) dan profil Siswa Pancasila merupakan bekal yang layak bagi generasi emas.

 

7. Simpulan

 

Berdasarkan Analisis kebijakan Kurikulum Merdeka 2022 untuk SD dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: Pertama, hadirnya Kurikulum Merdeka 2022 di SD diharapkan dapat meningkatkan pendidikan siswa SD dan membantu mereka mengejar ketertinggalan dari negara lain. Kedua, perubahan kurikulum harus ditangani sebagai fenomena umum yang dapat terjadi ketika evaluasi kurikulum memerlukannya. Kepemimpinan, terutama kepemimpinan guru sejawat, dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan akan mendukung keberhasilan perubahan kurikulum. Jika diinginkan generasi tangguh maka persiapan Generasi Emas 2045 harus segera dimulai, dan akademisi dengan fokus pada pendidikan sekolah dasar

Daftar Pustaka 

1.      Ainia, D. K. (2020). “Merdeka Belajar dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya bagi Pengembangan Pendidikan Karakter.” Jurnal Filsafat Indonesia, 3(3), 95–101.

2.      Alsarrani, W. I., Jusoh, A., Alhaseri, A. A., & Almeharish, A. (2021). Literature Review Study of the Relationship Between Leadership Style, Leadership Behaviour, and Leadership Traits. Humanities & Social Sciences Reviews, 9(4), 152–159. https://doi.org/10.18510/hssr.2021.9422

3.      Andriati, I., Sesmiarni, Z., & ... (2017). Implementasi Pendekatan Scientific pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar. … Educative: Journal …. http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/educative/article/view/469

4.      Azlina, N., Maharani, A., & ... (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Bidang Pendidikan Sebagai Upaya Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Indonesian Journal of …. https://journal.kurasinstitute.com/index.php/ijit/article/view/131

5.      Cahyaningtyas, A. P., Sari, Y., & Pradana, A. B. A. (2020). High-Order Thinking Skills: How is it Integrated with Cognitive Assessment? Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(2), 109–120. https://doi.org/10.30659/pendas.7.2.109-120

6.      Creswell, W. J., & Creswell, J. D. (2018). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).

7.      Fitriyah, C. Z., & Wardani, R. P. (2022). Paradigma Kurikulum Merdeka Bagi Guru Sekolah Dasar. 236–243.

8.      Glatthorn, A. A. (2019). Curriculum Leadership (5th ed.).

9.      Gordon, W., Oliva, P. F., & Taylor, R. (2019). Developing the Curriculum: Improved Outcomes Through Systems Approaches. In Pearson Education, Inc.

10.  Heikkilä, M. (2020). Finnish Teachers’ Participation in Local Curriculum Development: A Study of Processes in Five School Contexts. Policy Futures in Education, 19(7), 752–769. https://doi.org/10.1177/1478210320967816

11.  Ismaya, B., Perdana, I., Arifin, A., & Fadjarajani, S. (2021). Merdeka Belajar in the Point of View of Learning Technology in the Era of 4 . 0 and Society 5 . 0. 9490(3).

12.  Kajander, A., Valley, M., Sedor, K., & Murie, T. (n.d.). Curriculum for Resiliency: Supporting a Diverse Range of Students’ Needs in Grade 9 Mathematics. In Canadian Journal of Action Research (Vol. 22, Issue 1, pp. 69–86).

13.  Khoiri, A. (2021). Analisis Politik Hukum dalam Sistem Pendidikan: Studi Kasus di Kabupaten Pamekasan. Legal Studies Journal. https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/lsj/article/view/2891

14.  Korotayev, A. (2018). The 21st Century Singularity and its Big History Implications. II(3).

15.  Kosasih, F., Tadjudin, P., Mulyadi, D., & Yunus, U. (2022). The Influence of Changing the Educational Curriculum on Students at SD Negeri Ibu Jenab 1 Cianjur. 6(2), 2769–2779.

16.  Kraft, M. E., & Furlong, S. R. (2021). Public Policy: Politics, Analysis, and Alternatives: Politics, Analysis, and Alternatives.

17.  Maipita, I., Dalimunthe, M. B., & Sagala, G. H. (2021). The Development Structure of the Merdeka Belajar Curriculum in the Industrial Revolution Era. 163(ICoSIEBE 2020), 145–151.

18.  Manggalastawa. (2023). Analisis Pembelajaran Yang Berdiferensiasi Pada. I, 34–40.

19.  McKenney, S., & Voogt, J. (2017). Expert Views on TPACK for Early Literacy: Priorities for Teacher Education. Australasian Journal of Educational Technology. https://ajet.org.au/index.php/AJET/article/view/2502

20.  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, R. I. (2020). Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020-2024. Kemendikbud.

21.  Muhyi, A., Arifin, B. S., & Huda, M. (2022). The Influence of School Management on The Implementation of The Merdeka Belajar Curriculum. 06(04), 1274–1286.

22.  Mustagfiroh, S. (2020). Konsep “Merdeka Belajar” Perspektif Aliran Progresivisme di Perguruan Tinggi. Jurnal Studi Guru Dan Pembelajaran, 3(1), 141–147.

23.  Net, W. W. W. P. (2022). Online Survey : Evaluation of Indonesian Higher Education Curriculum. 12(4), 235–240. https://doi.org/10.47750/pegegog.12.04.24

24.  Nevenglosky, E. A., Cale, C., & Aguilar, S. P. (2019). Barriers to Effective Curriculum Implementation. Research in Higher Education Journal, 36, 31.

25.  Nur’Inayah, N. (2021). Integrasi Dimensi Profil Pelajar Pancasila dalam

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Menghadapi Era 4.0 di SMK Negeri Tambakboyo. Journal of Education and Learning …. http://jurnal.gerakanedukasi.com/index.php/gerasi/article/view/7

26.  Nurohmah, A. N., & Dewi, D. A. (2021). Penanaman Nilai Moral dan Karakter di Era Pandemi melalui Pendidikan dengan Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila. Journal of Education, Psychology and Counseling, 3(1), 119–128.

27.  Ornstein, A. C., & Hunkins, F. P. (2018). Curriculum: Foundation, Principles and Issues, Seventh Edition. In Pearson Education.

28.  Panoyo, P., Riyanto, Y., & ... (2019). Manajemen Penguatan Pendidikan Karakter pada Sekolah Menengah Atas. In … Education Journal. halaqa.umsida.ac.id. https://halaqa.umsida.ac.id/index.php/halaqa/article/download/1571/1745

29.  Pratikno, Y., Hermawan, E., Arifin, A. L., & Author, C. (2023). Human Resource ‘Kurikulum Merdeka’ from Design to Implementation in the School: What Worked and What not in Indonesian Education. 7(1), 326–343.

30.  Sibagariang, D., Sihotang, H., Murniarti, E., & Indonesia, U. K. (2021). Peran Guru Penggerak dalam Pendidikan. Dinamika Pendidikan, 14(2), 88–99.

31.  Sopiali, A. (2020). Exploring Character Education Management-Islamic Based in Industrial Era 4.0 for Vocational Student at Jepara Regency. European Journal of Molecular & Clinical Medicine. https://ejmcm.com/article_1722.html

32.  Sultan, J., No, A., & Sari, G. (2022). Through the Application of Project-Based Learning. 10(2), 334–347.

33.  Talla, M. (2012). Curriculum Development, Perspectives, Principles, and Issues.

34.  Tariq, S., Iftikhar, A., Chaudhary, P., & Khurshid, K. (2022). Is the ’Technological Singularity Scenario’Possible: Can AI Parallel and Surpass all Human Mental Capabilities? World Futures. https://doi.org/10.1080/02604027.2022.2050879 

35.  Toprak, M. (2020). Leadership in Educational: A Systematic Review. International Journal of Educational Administration, Management, and Leadership, 1(2), 85–96. 1(2), 85–96.

36.  Utami, W. B., Wedi, A., & B, F. A. (2022). Management of Merdeka Curriculum Towards Strengthening the Profile of Pancasila Students. Atlantis Press SARL. https://doi.org/10.2991/978-2-494069-95-4

37.  Wan, S. W. Y., Tse, Y. S., Tsang, W. K., Lee, T. W. K., Wong, Y. Y., Wan, A. W. T., & Wan, W. P. E. (2020). ‘Who can Support Me?’: Studying Teacher Leadership in a Hong Kong Primary School. Educational Management Administration and Leadership, 48(1), 133–163. https://doi.org/10.1177/1741143218792910

38.  Wulansari, I., Yanto, M., Wanto, D., & History, A. (2022). Merdeka Curriculum Management Based on Character Education in the Millennial. 2(2), 74–86. https://doi.org/10.47945/jqaie.v2i2.702

39.  Zethembe Mseleku. (2020). A Literature Review of E-Learning and E-Teaching in the Era of the Covid-19 Pandemic. International Journal of Innovative Science and Research Technology, 5(10), 588–597.

Komentar

  1. jadi lebih paham sistem kurikulum merdeka ini seperti apa😊👍

    BalasHapus

Posting Komentar